Selasa, 28 Maret 2017

Pengajian Ba’da Maghrib

Pengajian Ba’da Maghrib
Pengajian ini merupakan pengajian yang diadakan setiap hari selasa dan jumat ba’da Maghrib, yang di ikuti oleh kalangan anak-anak baik tingkatan SD hingga SMA. Tempat pengajian mereka ini berada di daerah Jakarta Selatan, jalan raya buncit dekat penvil (Pejaten Vilage). Mereka tidak hanya mengaji dengan membaca al-quran saja yang disimak oleh guru mereka, bahkan pengajian mereka juga membahas dan mendalami ilmu-ilmu agama diantaranya ilmu tauhid, fiqih dan tasawuf. Mayoritas anak-anak yang mengikuti pengajian adalah penduduk daerah tersebut, bahkan diantaranya ada yang bertetangga dekat.
            Pada hari selasa,  pukul 18:10 WIB. Beberapa penduduk warga sekitar ada yang sudah bersiap-siap berangkat menuju musholla untuk menunaikan ibadah sholat maghrib berjama’ah, diantaranya ada beberapa anak-anak yang ingin pergi ke musholla untuk melakukan sholat maghrib berjamaah, beberapa menit terdengar suara “ Allahhu Akbar.. Allahhu Akbar….”suara yang begitu tidak asing lagi kita dengar, ya adzan berkumandang seorang bapak-bapak tidak telalu tua melantunkan adzan tersebut sebagai tanda bahwa waktu sholat telah tiba, beberapa orang dan anak-anak berdatangan dari rumah mereka untuk ke musholla, sepuluh menit kemudian seorang anak sekitar umur 15 tahun berdiri untuk iqamah dan melakukan ibadah sholat maghrib berjama’ah yang di imammi oleh sesepuh disitu. Setelah selesai sholat berjama’ah beberapa orang dan anak-anak keluar meninggalkan musholla tersebut, ada yang langsung bergegas pulang ke rumah, dan anak-anak yang mengikuti pengajian setelah maghrib langsung bergegas ke tempat majlis dan menunggu kedatangan ustadz mereka yang sedang dalam perjalanan. Disini mereka mengadakan pengajian tidak di musholla akan tetapi mereka mengadakan pengajiannya di rumah pak Rt yang dijadikan sebagai tempat majlis ta’lim, karena musholla tersebut kecil tidak terlalu besar dan juga tidak ada tempat khusus untuk anak pengajian tersebut karena halamannya tidak terlalu luas hanya beberapa meter saja, kawasan musholla ini terletak di pemukiman padat di daerah jalan raya buncit wiraguna dan  musholla tersebut masih dipakai untuk berdzikiran setelah sholat berjama’ah dan juga di khawatirkan anak-anak berisik atau mengganggu ke khusyuan dzikir mereka. Beberapa anak ada yang sudah sampai duluan dan ada yang baru datang ke tempat majlis tersebut, ada yang sedang bercanda ada juga yang mengobrol dipotong dengan pertanyaan seorang anak laki-laki yang menanyakan PR sekolah mereka kepada temannya “ri, besok ada PR gak?” Ari menjawab pertanyaan Adi dengan keraguan “kayaknya gak ada PR besok di…” walaupun ekspresi Ari seolah-olah sedang berusaha untuk mengingat tugas sekolah besok. Tidak lama kemudian ada orang yang sedang memakirkan motornya di pinggir rumah tempat majlis ini, seorang anak laki-laki berumur sekitar 10an memberi tahu bahwa Pak Ustadz  sudah datang “udah ada pak ustadz! Anak tersebut memberi tahu agar supaya teman-temannya tidak terlalu berisik seperti sebelum ustadz mereka datang. “Assalamualaikum… Sudah lama nunggu?” Pak Ustadz memberi salam sembari membenahkan jaketnya dan dibarengi dengan bersalaman dan mencium tangan pak Ustadz tersebut ada juga yang tidak bersalaman. Mereka kebanyakan anak perempuan yang sudah mengalami menstruasi karena dalam mazhab imam syafi’i terjadinya batal wudhu jika keduanya sudah sama dewasa atau baligh. Kemudian beberapa anak-anak pengajian tersebut menjawab “wa’alaikum salam, baru pak” barulah ustadz itu duduk dihadapan murid-muridnya dan meminum air yang sudah disediakan diatas mejanya, setelah minum airnya sekitar 1 menit kemudian pak Ustadz memulai dan mengawali dengan membaca surat Al-fatihah dan di ikuti oleh semua murid2nya setelah membaca surat Al-fatihah murid yang datang pertama dialah yang mengaji duluan yang akan disimak oleh gurunya sendiri. Beberapa anak ada yang sudah lancar dalam membaca Al-qur’an dan ada juga yang masih tersendat-sendat dalam membaca Al-qur’an, mereka yang membacanya masih tersendat-sendat tidak kalah juga dalam semangat mengaji agar bacaan mereka bisa lancar. Waktu terus berjalan satu persatu anak-anak didiknya sudah membaca Al-quran yang didengarkan oleh Ustadznya kemudian semua membuka kitab fiqh yaitu safinatun naja’ membahas tentang “Thaharah” masalah (air suci mensucikan), diterangkan oleh Ustadz tersebut masalah-masalah air yang boleh dipakai untuk bersuci diantaranya berwudhu, mandi dan untuk bersuci. Pukul 20:00 WIB, setelah pengajian tersebut telah selesai Ustadz sedang berapi-rapi untuk melanjutkan ke tempat majlis di daerah lain anak-anak bersalaman dan menunggu Ustadznya pergi dahulu, karena mereka menghormati Ustadnya agar tidak su’ul adab. Pengajian mereka ini sengaja di mulai ba’da maghrib karena kesibukan sekolah mereka yang belajar dari pagi sampai sore, namun mereka tidak mengenal lelah dalam mencari ilmu untuk bekal hidup mereka.


Minggu, 05 Maret 2017

SDIT Al - Amin



Sebuah sekolah dasar Islam yang baru berdiri di dalam komplek perumahan Sawangan Elok yang terletak di kelurahan Durenseribu kecamatan Bojongsari kota Depok. Tidak jauh dari pasar Parung kira kira jaraknya 1,5 Km. Di depan sekolahnya terdapat kolam besar atau warga tersebut biasa menyebutnya (empang), di setiap bangunan di tempel poster bertuliskan “ jangan lupa 5 S Senyum, sapa, salam, sopan, santun” kita bias mendapatinya di depan ruang guru, di tembok rumah kepala sekolah sekaligus pemilik sekolah, dan di setiap bangunan kelas. Di depan rumah Ustadz atau kepala sekolah atau juga pemiliknya, ada 3 anak perempuan yang sedang menuju ke kantin, terdengar juga suara lankah kaki anak yang sedang berlari dan berteriak ”somay, somay!” adapula yang sedang bercanda dengan temannya dan ada yang berkumpul di depan kelas sambil bermain permainan tangan. Pintu kelas 1 ada yang terbuka disini laki laki dan perempuan dipisah kelasnya.
            Lalu  ada 5 orang anak perempuan datang dari arah selatan atau ujung dari arah kiri masjid mereka mengenakan pakaian olahraga dan menggandeng tas mereka, lalu menuju ke arah jalan sempit diantara bangunan kelas 1  dan bangunan yang sedang dibangun. Terdengar seperti air hujan namun, matahari masih sangat cerah, ternyata sebuah air yang jatuh dari lantai 2 yang sedang ada pembangunan untuk ruang kelas baru, diatas terdapat 5 tukan kuli bangunan yang sedang bekerja. Disebelah bangunan yang sedang di bangun, ada rumah berwarna putih dengan 3 lantai, lantai pertama diisi dengan rumah salah seorang guru sekaligus adik dari ustadz atau pimpinan sekolah SD tersebut, di lantai dua nya untuk ruang  kelas, sedangkan lantai 3 nya untuk kamar para santri yang menginap, akan tetapi kamar tersebut kosong karena para santri sedang sekolah. Kamarnya seperti kamar santri pada umumnya yang masih berantakan. Tiba tiba terdengar suara yang sangat berisik dari lantai dua bangunan yang sedang dibangun “tong, tong, tong” begitulah suaranya seperti dua buah besi yang dibenturkan.
            Tidak lama kemudian banyak anak anak berlarian keluar kelas sambil berteriak teriak. Nampaknya sudah waktunya istirahat, anak2 berlarian ke kantin ada juga yang bermain di depan kelas. Suasana di kantin sangat ramai. Tidak jauh dari ruang guru terdengar suara anak menangis dan terlihat beberapa anak mengerumuninya. Lalu ada seorang anak laki laki yang berlari dan berteriak sambil tertawa “haha, Cuma boongan” kemudian anak yang menangis tersebut bangkit dan berteriak mengageti teman2 yang mengerumuni dirinya sambil berlari dan tertawa.
            Di dekat gerbang ada 1 bangunan yang terdapat dua pintu besi seperti warung, ya! Itu adalah kantin, namun 1 pintu belum terbuka. Seorang anak bertanya “bu ini berapa?” “gopean” kata ibu kantin. Tidak lama kemudian datang ibu2 dengan membawa dua plastic hitam besar, dan menggunakan kerudung langsung berwarna merah muda. Lalu meletakkan plastik tersebut kemudian membuka pintu warung satu lagi yang sebelumnya ditutup. Langsung menarik banyak anak2, warung tersebut sudah dikerubuti 7 orang anak yang ingin membeli. Warung nya mejual makanan ringan, dan aneka minuman, gak jauh berbeda dengan warung yang sudah dibuka sebelumnya, namun yang berbeda warung disebelahnya menjual seperti sosis bakar dll. Salah seorang ana bertanya “mi, mi kembali seribu mi” wanita tersebut biasa dipanggil umi oleh anak2 karena beliau janda. Disini tidak ada persaingan antar warung karena disini sudah seperti keluarga. Tidak jauh dari warung terdapat jalan menuju belakang, dibelakang tersebut ada kebun ilalang dan cahaya matahari yang lewat sangat hangat.
            Dibelakang sekolah masih ada satu kantin, disana bertuliskan “Kantin Anak Sehat”. Jika dilihat dari jalan yang tadi, terlihat ada 3 lantai kelas, disana ada anak laki2 yang sedang melihat dari atas. Ada sebuah mobil besar didepan kantin tersebut, sepertinya itu adalah mobil untuk alat menyalurkan semen ke lantai dua bangunan di samping kiri masjid. Disitu ada tangga menuju lantai 2 masjid yang menjadi kelas. Ada guru yang masih dimejanya mungkin masih mendata. Dibelakang masjid sinar matahari nya sangat hangat dan ada angin yang berhembus sepoi sepoi karena disana pohonnya sangat rindang. Meskipun suasana sangat ramai dengan anak anak yang sedang bercanda di dalam kelas maupun diluar yang sedang bermain kejar kejaran. “tong, tong, tong” suara berisik terdengar dari lantai 2, ternyata suara tersebut berasal dari tukang bangunan yang sedang menggetokkan saluran untuk semen dari alat berat / mobil yang didepan kantin tadi. Tukang tersebut menyambungkan pipa besi tersebut agar bias sampai ke lantai 2. Setelah itu ada yang berteriak “anak kelas 3 masuk!” sepertinya jam istirahat sudah selesai, banyak anak yang berteriak untuk memberitahukan temannya bahwa istirahat sudah selesai. Sekolah ini belum mempunyai bel, karena masih tahap pembangunan. Pada akhirnya anak anak pun berlarian menuju ke kelasnya masing masing.

by: Muhammad Rivan Afuana Muslim